Jenis, Asal, dan Kegunaan Batu Obsidian

Pengertian Batu Obsidian

Apa itu batu obsidian? batu obsidian adalah batuan yang terbentuk dari magma yang mengalami pendinginan sangat cepat, sehingga atom-atom tidak sempat mengatur diri untuk membentuk suatu struktur kristal. Batu obsidian termasuk jenis batuan beku luar (ekstrusif). Batuan ini tersusun atas material amorf atau biasa dikenal sebagai mineraloid.

Akibat cepatnya pendinginan magma, maka akan menghasilkan gelas vulkanik (volcanic glass) bertekstur seragam serta halus dalam bentuk pecahan konkoidal. Batu obsidian banyak digunakan orang untuk perhiasan (karena komposisi warnanya) juga sebagai alat pemotong (karena bentuk pecahan konkoidalnya). Di Indonesia, orang sering menyebut sebagai batu akik, walaupun batu akik sendiri mempunyai jenis beraneka ragam.

Asal Pembentukan Batu Obsidian

Obsidian merupakan salah satu contoh batuan beku yang membeku di atas permukaan bumi (batuan beku luar). Akan tetapi, batuan ini sebenarnya dapat terbentuk pada berbagai tempat/lokasi dimana terjadi pendinginan magma, seperti pada :
  1. Sepanjang tepi aliran lava (ekstrusif) 
  2. Sepanjang tepi kubah vulkanik / "volcanic dome" (ekstrusif) 
  3. Disekitar tepi sill atau dike (intrusif) 
  4. Disekitar kontak antara lava dengan air (ekstrusif) 
  5. Pendinginan lava ketika berhubungan sementara dengan udara (ekstrusif)

jenis, asal, dan kegunaan batu obsidian
Gambar batu obsidian (kiri atas original), jenis-jenisnya (kanan atas), setelah dipoles (kiri dan kanan bawah).

Sebagai gelas vulkanik, secara kimiawi obsidian bersifat stabil. Seiring berjalannya waktu, beberapa obsidian mulai mengkristal. Akan tetapi, proses ini tidak terjadi secara seragam (keseluruhan) di seluruh permukaan batu obsidian. Pengkristalan akan terjadi pada kondisi lingkungan pendinginan bertahap sehingga pada akhirnya akan merubah seluruh strukturnya.

Jenis-jenis Batu Obsidian

Hitam adalah warna paling umum dari obsidian. Namun, obsidian juga bisa berwarna coklat ataupun hijau. Sangat jarang obsidian bisa berwarna biru, merah, oranye atau kuning. Warna-warna bervariasi diduga disebabkan oleh element pengotor ataupun inklusi. Kadang juga terlihat satu spesimen obsidian menghasilkan dua warna berbeda.

Kombinasi warna paling umum adalah obisidian hitam dan coklat yang biasa terdapat bersama-sama dalam satu spesimen (mahogany obsidian). Pada tiap lingkungan pendinginan obsidian, kristalisasi akan membentuk kelompok kristal radial kristobalit berwarna putih atau abu-abu. Ketika dipotong serta dipoles, spesimen ini akan disebut sebagai "snowflake obsidian".

Sangat jarang obsidian memiliki corak berwarna-warni ataupun kilap logam. Tetapi apabila ini terjadi, berarti hal itu disebabkan oleh cerminan cahaya dari kristal mineral inklusi, pecahan batuan, ataupun gas sisa.

Jenis-jenis batu obsidian berwarna banyak dikenal dengan sebutan rainbow obsidian, golden obsidian, ataupun silver obsidian. Jenis-jenis batu obsidian seperti inilah sangat sering dicari untuk dijadikan batu perhiasan.

Perlu diperhatikan disini bahwa jenis-jenis batu obsidian pada dasarnya mengacu pada istilah komersial, bukan ilmiah. Jadi sobat geologinesia jangan dibingungkan dengan penamaan jenis-jenis batu obsidian yang beraneka ragam. Cukup sobat mengetahui bahwa batuan yang dimaksudkan adalah batuan dengan nama ilmiah "batu obsidian".

Ciri-ciri Batu Obsidian

Kebanyakan batu obsidian memiliki komposisi mirip Riolit dan Granit. Granit maupun Riolit dapat terbentuk dari magma asam yang sama seperti obsidian serta lokasi pembentukannya sangat terkait dengan lingkungan pendinginan magma obsidian.

Berkaitan sifat asam-basa, sangat jarang gelas vulkanik ditemukan berkomposisi mirip batuan basalt ataupun gabro. Batuan beku bertekstur gelas yang komposisinya mirip basal ataupun gabro biasanya diberi nama "tachylyte". Selain "tachylyte" mapun batu apung (pumice), scoria juga bertekstur gelas vulkanik yang terbentuk oleh pendinginan cepat magma.

Akan tetapi, batu apung dan scoria berbeda dengan obsidian karena mereka memiliki banyak rongga. Rongga dalam batuan tersebut dihasilkan ketika gelembung gas terperangkap selama proses pemadatan lelehan.

Sedangkan "Tachylyte" berbeda dengan obsidian karena memiliki komposisi mirip batu basal ataupun gabro. Jadi apabila mengetahui ciri-ciri batu obsidian tersebut diharapkan sobat geologinesia bisa membedakan obsidian dari batuan lainnya, walaupun tekstur maupun asal pembentukannya sama.

Kegunaan Batu Obsidian Sebagai Alat Pemotong

Obsidian ditemukan di banyak lokasi di seluruh dunia karena batuan ini banyak berhubungan dengan vulkanisme. Deposit signifikan dari obsidian dapat ditemukan di Argentina, Kanada, Chili, Ekuador, Yunani, Guatemala, Hungaria, Islandia, Indonesia, Italia, Jepang, Kenya, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Rusia, Amerika Serikat, dan banyak lokasi lainnya.

Pecahan konkoidal dari obsidian menyebabkan batuan tersebut dapat pecah menjadi potongan-potongan dengan permukaan melengkung. Rekahan dapat menghasilkan pecahan batuan sangat tajam. Pecahan tajam tersebut telah menghasilkan penggunaan pertama obsidian oleh orang-orang pada zaman dahulu sebagai alat pemotong.

Dahulu, orang menemukan cara untuk memecahkan obsidian sehingga menghasilkan alat pemotong dalam berbagai bentuk maupun ukuran. Batu obsidian banyak dimanfaatkan untuk membuat pisau, panah, mata tombak, pencakar, serta senjata tajam maupun peralatan lainnya.

Setelah penemuan tersebut, batu obsidian kemudian banyak dipakai untuk memproduksi hampir semua jenis benda tajam. Berdasarkan ciri-ciri fisiknya, batuan ini sangat mudah dikenali, sehingga orang berlomba-lomba untuk menambang batuan ini.

Meskipun batuan ini digunakan sebagai alat pemotong pada zaman kuno, obsidian terus memainkan peran penting dalam zaman modern seperti saat ini. Obsidian dapat digunakan untuk menghasilkan ujung tombak yang lebih tipis dan lebih tajam dari baja.

Saat ini, pisau tipis obsidian juga digunakan untuk beberapa operasi pembedahan dalam dunia kedokteran. Dalam sebuah penelitian, terungkap bahwa kinerja pisau obsidian cenderung sama atau bahkan lebih unggul dibandingkan alat bedah baja.

Kegunaan Batu Obsidian Sebagai Perhiasan

Obsidian merupakan salah satu "gamestone" populer. Batuan ini sering dipotong kecil-kecil untuk dibuat manik-manik, anting-anting, atau digunakan untuk memproduksi batu tumbled. Obsidian dapat dipoles menjadi manik-manik yang sangat reflektif dan beberapa spesimen obsidian transparan juga dapat menghasilkan batu mulia yang indah.

Pemanfaatan obsidian sebagai batu perhiasan terbatasi karena sifat kekerasan batuan ini. Obsidian memiliki Skala Kekerasan Mohs sekitar 5,5 membuatnya mudah untuk digores. Kekerasan demikian juga memiliki sifat mudah patah atau retak. Akibatnya, batu obsidian tidak cocok untuk dibuat cincin ataupun gelang. Obsidian hanya optimal jika dipotong atau dibentuk lebih kecil seperti menjadi anting-anting, bros, ataupun liontin.

Obsidian juga digunakan dalam membuat "doublet opal" maupun "opal triplets". Doublets ataupun triplets merupakan irisan tipis obsidian yang jika digabungkan dalam satu specimen batuan, akan menghasilkan variasi warna sangat indah. Misalnya, Obsidian hitam memberikan warna yang selaras apabila digabungkan dengan obsidian berwarna kontras (merah, biru, oranye) sehingga akan terbentuk sebuah specimen (opal) berwarna-warni seperti api.

Obsidian memiliki kilau yang sangat tinggi. Dahulu orang menyadari bahwa mereka bisa melihat refleksi objek pada obsidian sehingga batuan tersebut dapat digunakan sebagai cermin. Selain itu, kekerasan obsidian yang 5,5 skala mohs membuatnya relatif mudah untuk bentuk, sehingga seniman pada jaman dahulu menggunakannya untuk membuat sebuah topeng ataupun patung-patung kecil.
Komentar